Setelah runtuhnya VOC, muncullah kaum patriot yang menganut semboyan revolusi Perancis. Sehingga terbentuklah sebuah pemerintahan baru sebagai bagian dari Perancis yang dinamakan Republik Bataaf. Republik Bataaf ini dipimpin oleh saudara Napoleon Boneparte bernama Louis Napoleon. Dalam pemerintahan Republik Bataaf terdapat beberapa kali pergantian terhadap Gubernur Jenderal yang memerintah di wilayah nusantara. Berikut adalah beberapa ringkasan mengenai kebijakan dari beberapa Gubernur Jenderal Republik Baraaf yang pernah menjabat
ads
Daendels adalah kaum patriot dan liberal dari Belanda yang sangat dipengaruhi oleh ajaran Revolusi Perancis. Berikut kebijakan-kebijakan dari Daendels.
ads
Kebijakan Masa Pemerintahan Gubernur Jenderal Republik Bataaf di Indonesia
Herman Williems Daendels (1808-1811)
Herman Williems Daendels |
Bidang pertahanan dan keamanan
1. Membangun benteng-benteng pertahanan baru.
2. Membangun pangkalan angkatan laut di Anyer dan Ujung Kulon
3. Meningkatkan jumlah tentara yang diambil dari orang-orang pribumi.
4. Membangun jalan raya Anyer sampai Panarukan.
Bidang Pemerintahan
1. Campur tangan dalam kerajaan-kerajaan di Jawa.
2. Membatasi kekuasaan raja-raja di Nusantara.
3. Membagi pulau Jawa menjadi sembilan daerah
4. Kedudukan bupati diubah menjadi pegawai pemerintahan.
5. Kerajaan Banten dan Cirebon dihapuskan
Bidang Peradilan
1. Membentuk tiga jenis peradilan
2. Pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu
Bidang Sosial Ekonomi
1. Memaksakan perjanjian dengan penguasa Surakarta dan Yogyakarta yang intinya melakukan penggabungan banyak daerah ke dalam wilayah pemerintahan kolonial.
2. Meningkatkan pemasukan dengan cara pemungutan pajak
3. Meningkatkan penanaman tanaman yang hasilnya laku di pasaran dunia.
4. Rakyat diharuskan melaksanakan penyerahan wajib hasil pertaniannya.
5. Melakukan penjualan tanah kepada pihak swasta.
Jan Willem Janssen (1811)
Jan Willem Janssen |
Setelah Daendels dipanggil pulang ke negerinya. Ia digantikan oleh Jan Willem Janssen. Janssen dikenal seorang politikus berkebangsaan Belanda. Sebelumnya Janssen menjabat sebagai Gubernur Jenderal di Tanjung Harapan (Afrika Selatan) tahun 1802-1806. Pada tahun 1806 itu Janssen terusir dari Tanjung Harapan karena daerah itu jatuh ke tangan Inggris. Pada tahun 1810 Janssen diperintahkan pergi ke Jawa dan akhirnya menggantikan Daendels pada tahun 1811. Janssen mencoba memperbaiki keadaan yang telah ditinggalkan Daendels. Namun harus diingat bahwa beberapa daerah di Hindia sudah jatuh ke tangan Inggris. Sementara itu penguasa Inggris di India, Lord Minto telah memerintahkan Thomas Stamford Raffles yang berkedudukan di Pulau Penang untuk segera menguasai Jawa. Raffles segera mempersiapkan armadanya untuk menyeberangi Laut Jawa. Pengalaman pahit Janssen saat terusir dari Tanjung Harapan pun terulang. Pada Tanggal 4 Agustus 1811 sebanyak 60 kapal Inggris di bawah komando Raffles telah muncul di perairan sekitar Batavia. Beberapa minggu berikutnya, tepatnya pada tanggal 26 Agustus 1811 Batavia jatuh ke tangan Inggris. Janssen berusaha menyingkir ke Semarang bergabung dengan Legiun Mangkunegara dan prajuritprajurit dari Yogyakarta serta Surakarta. Namun pasukan Inggris lebih kuat sehingga berhasil memukul mundur Janssen beserta pasukannya. Janssen kemudian mundur ke Salatiga dan akhirnya menyerah di Tuntang. Penyerahan Janssen secara resmi ke pihak Inggris ditandai dengan adanya Kapitulasi Tuntang pada tanggal 18 September 1811. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Belanda-Prancis di Nusantara.
Selama masa republik bataaf, ada dua pemimpin besar yaitu Rafles dan Jansenn. Semoga bisa menjadi catatan kita semua.
BalasHapusTanjung harapan itu dimana letaknya?Kalimantan kah?
BalasHapus