Smansa Edu

Blog edukasi dan pendidikan untuk segala usia

Jumat, 07 November 2014

Makna Puisi "Hujan Bulan Juni"

Sapardi Djoko Darmono adalah salah satu puitis Indonesia yang terkenal dengan karya-karyanya yang menggunkan kata-kata sederhana nan indah, sehingga beberapa diantaranya sangat populer. Salah satunya adalah puisi "Hujan Bulan Juni".

Puisi "Hujan Bulan Juni" tediri atas tiga bait dengan struktur yang lugas dan penggunaan diksi yang sederhana. Penuh dengan kata-kata konotasi dan gaya bahasa yang mengagumkan, hingga dapat menyentuh hati para pendegarnya. Lalu apa makna yang terkandung dalam maha karya puisi "Hujan Bulan Juni".

ads

Makna Puisi "Hujan Bulan Juni"

Hujan Bulan Juni
Hujan Bulan Juni

Puisi "Hujan Bulan Juni"

Berikut puisi "Hujan Bulan Juni" karya Sapardi Djoko Darmono.
Hujan Bulan Juni
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu

Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu

Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu    

Makna Setiap Bait Puisi "Hujan Bulan Juni"

Bait Pertama

Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu


Makna : 

Menggambarkan seseorang yang dengan tabahnya menanti seseorang yang ia cintai. Ia memuji penantianya tidak ada yang lebih tabah dari penantiannya. Di bait pertama ini juga menggambarkan bahwa ia menyembunyikan rasa rindunya kepada seseorang yang indah yang ia cintai. Pohon berbunga itu diartikan sebagai seseorang yang indah yang dinanti.

Bait Kedua

Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu

Makna : 

Menggambarkan penantian seseorang tersebut sangat bijak dan tak ada yang melebihi kebijakan penantiannya. Ia pun menghapus segala keraguannya dalam menanti dan mencintai seseorang tersebut.

Bait Ketiga

Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu

Makna :

Menggambarkan pemujian kembali terhadap penantiannya. Ia mengatakan kembali bahwa tidak ada yang lebih arif dari panantiannya. Di bait ketiga pula digambarkan bahwa pada akhirnya penantiannya berbuah hasil manis. Cintanya diterima oleh seseorang yang ia cintai, dapat dilihat dari kalimat diserap akar pohon bunga itu. Dan ia membiarkan tidak terucap segala apa yang ia rasakan selama penantian.

Makna Keseluruhan atau Abstraksi Puisi "Hujan Bulan Juni"

Puisi "Hujan Bulan Juni" karya Sapardi Djoko Damono menggambarkan tentang penantian seseorang kepada seseorang yang dinantinya. Dengan sangat tabah, bijak, dan arif ia menanti. Dengan merahasiakan segala rindunya, menghapus segala keraguannya dalam menanti. Akhirnya penantiannya berbuah manis. Ia mendapatkan seseorang yang dinantinya tersebut. Karena begitu tulusnya perasaan seseorang tersebut ia membiarkan tak terucapkan segala apa yang ia rasa selama menanti.

Suatu pesan yang tersirat setelah memaknai puisi "Hujan Bulan Juni" adalah bahwa :
"Sesungguhnya kekuatan cinta itu nyata"
Sekian semoga bermanfaat.
Author Profile

About Unknown

Bagikan kebaikan, karena kebaikan menular.

0 Komentar Makna Puisi "Hujan Bulan Juni"

Posting Komentar

Berkomentarlah sesuai topik,tidak mengandung unsur pertikaian, perpecahan, dan SARA.

Komentar dengan link hidup hanya berupa link nofollow!

Back To Top