Setiap daerah di Indonesia memiliki sebuah bangunan berupa rumah yang menjadi simbol atau ciri khas daerah tersebut disebut dengan rumah adat. Begitu juga dengan daerah Jawa yang memiliki ragam khas arsiktetkur rumah adat yang tersebar di setiap provinsi yakni Rumah Adat Joglo. Rumah Adat Joglo ada sembilan jenis yakni Joglo Limasan Lawakan, Joglo Sinom, Joglo Jompongan, Joglo Pangrawit, Joglo Mangkurat, Joglo Hageng, Joglo Semar Tinandhu, Joglo Kudus, Joglo Jepara, dan Joglo Pati.
Joglo adalah jenis rumah adat suku Jawa yang terlihat sederhana dan digunakan sebagai lambang atau penanda status sosial seorang priyayi atau bangsawan Jawa. Rumah ini mempunyai keunikan atau kekhasan tersendiri dengan adanya tiang-tiang penyangga atau soko guru, beserta tumpang sari nya. Setiap bagian rumah merepresentasikan fungsi yang berbeda, yang dibangun di atas lahan yang luas juga. Oleh karena itu, rumah ini hanyalah dipunyai orang-orang dari kalangan berpunya saja.
ads
Joglo adalah jenis rumah adat suku Jawa yang terlihat sederhana dan digunakan sebagai lambang atau penanda status sosial seorang priyayi atau bangsawan Jawa. Rumah ini mempunyai keunikan atau kekhasan tersendiri dengan adanya tiang-tiang penyangga atau soko guru, beserta tumpang sari nya. Setiap bagian rumah merepresentasikan fungsi yang berbeda, yang dibangun di atas lahan yang luas juga. Oleh karena itu, rumah ini hanyalah dipunyai orang-orang dari kalangan berpunya saja.
ads
Deskripsi Bagian Rumah Adat Jawa
Ruangan pada rumah joglo pada umumnya dibagi menjadi tiga bagian utama. Bagian pertama adalah ruangan pertemuan yang disebut pendhopo. Bagian kedua adalah ruang tengah atau ruang yang dipakai untuk mengadakan pertunjukan wayang kulit, disebut pringgitan. Bagian ketiga adalah ruang belakang yang disebut ndalem, dan digunakan sebagai ruang keluarga. Dalam ruang ini terdapat tiga buah senthong (kamar), yaitu senthong kiri, senthong tengah, dan senthong kanan.
Rumah Adat Jawa |
Pendhopo atau Pendapa
Pendhopo berfungsi sebagai tempat menerima tamu. Struktur bangunan pada pendhopo menggunakan umpak sebagai alas soko, empat buah soko guru (tiang utama) sebagai lambang penentu empat arah mata angin, dan dua belas soko pengarak. Ada pula tumpang sari yang merupakan susunan terbalik yang disangga oleh soko guru. Pada umumnya, tumpang sari terdapat pada pendopo bangunan yang disusun bertingkat. Tingkatan-tingkatan ini dapat pula diartikan sebagai tingkatan untuk menuju suatu titik puncak. Menurut kepercayaan Jawa, tingkatan-tingkatan ini akan menyatu pada satu titik.
Pringgitan
Pringgitan berfungsi sebagai ruang tamu dan tempat pertunjukan wayang kulit yang menghubungkan antara bagian pendhopo dan bagian ndalem.
Ndalem
Ndalem berfungsi sebagai pusat atau inti pada rumah joglo. Fungsi utamanya sebagai ruang keluarga. Pada pola tata ruang, ndalem terdapat perbedaan ketinggian lantai, sehingga membagi ruang menjadi dua bagian. Hal ini bertujuan agar terdapat ruang sebagai tempat sirkulasi udara. Pada lantai yang lebih tinggi digunakan sebagai tempat keluar masuk udara, sedangkan pada bagian yang lebih rendah digunakan sebagai ruang keluarga dan senthong (kamar).
Rumah adat Joglo saat ini tetap terawat dan dijaga oleh pengelola-pengelola tertentu. Semoga keragaman dan kekhasan budaya ini tetap terjaga dan lestari hingga anak cucu kita.
Penjelasannya cukup lenkap, nice info :)
BalasHapus