Bahasa Indonesia memiliki keunikan tersendiri terhadap kata-katanya. Anda mengenal istilah homonim yaitu kata yang memiliki pelafalan dan tulisan yang sama tetapi memiliki arti berbeda. Selain itu terdapat juga istilah polisemi yaitu kata yang memiliki makna lebih dari satu. Kedua istilah tersebut dapat melibatkan contoh yang sama. Oleh karena itu, contoh homonim juga berarti contoh polisemi.
Contoh homonim kedua adalah jatuh. Polisemi terjadi karena perluasan makna sehingga muncul perbedaan. Penerapan kata jatuh yang umum adalah untuk menyatakan peristiwa tidak sengaja yang terjadi akibat perpindahan dari atas ke bawah untuk sebuah benda. Kemudian kata jatuh meluas ke sisi benda non fisik. Sebagai contoh jatuh cinta.
Contoh homonim ketiga adalah kata akar. Tumbuhan memiliki akar tunggang dan serabut. Kalimat ini menyatakan akar dalam bentuk yang sebenarnya. Akar juga mengalami perluasan makna yaitu akar permasalahan yang berarti inti. Akar juga berari induk atau kepala.
Contoh homonim keempat dan juga memiliki dasar sama adalah kepala. Akar dan darah terkait dengan bagian dari makhluk hidup. Perluasan makna dapat berarti konotasi yaitu istilah yang mengacu pada benda atau kerja non fisik. Kepala berarti bagian tubuh paling atas yang berisi otak dan beberapa indra. Sedangkan konotasi kepala adalah pemimpin atau pusat.
Buah mangga memiliki harga murah di pasar. Ibu sangat sayang kepada buah hatinya. Kedua kalimat memiliki kata yang sama yaitu buah. Oleh karena itu, buah termasuk contoh homonim kelima dan juga polisemi.
Jika melihat contoh homonim yang disebutkan di atas. Penambahan makna suatu kata ditentukan dari konteks kalimat yang digunakan. Ada sisi eksternal yaitu budaya ketika menerapkan dalam dunia nyata. Contoh-contoh diatas dapat menjadi referensi yang berguna bagi Anda.
Contoh Homonim dan Polisemi
Contoh homonim pertama dan polisemi adalah darah. Contoh kalimatnya adalah budi memiliki hubungan darah dengan ani. Darah pada kalimat tersebut berarti keluarga. Contoh kedua adalah aliran darah bagian penting dari sistem tubuh. Darah dalam kalimat ini bermakna sesungguhnya yaitu bagian tubuh yang mengedarkan sari makanan.Contoh homonim kedua adalah jatuh. Polisemi terjadi karena perluasan makna sehingga muncul perbedaan. Penerapan kata jatuh yang umum adalah untuk menyatakan peristiwa tidak sengaja yang terjadi akibat perpindahan dari atas ke bawah untuk sebuah benda. Kemudian kata jatuh meluas ke sisi benda non fisik. Sebagai contoh jatuh cinta.
Contoh homonim ketiga adalah kata akar. Tumbuhan memiliki akar tunggang dan serabut. Kalimat ini menyatakan akar dalam bentuk yang sebenarnya. Akar juga mengalami perluasan makna yaitu akar permasalahan yang berarti inti. Akar juga berari induk atau kepala.
Contoh homonim keempat dan juga memiliki dasar sama adalah kepala. Akar dan darah terkait dengan bagian dari makhluk hidup. Perluasan makna dapat berarti konotasi yaitu istilah yang mengacu pada benda atau kerja non fisik. Kepala berarti bagian tubuh paling atas yang berisi otak dan beberapa indra. Sedangkan konotasi kepala adalah pemimpin atau pusat.
Buah mangga memiliki harga murah di pasar. Ibu sangat sayang kepada buah hatinya. Kedua kalimat memiliki kata yang sama yaitu buah. Oleh karena itu, buah termasuk contoh homonim kelima dan juga polisemi.
Jika melihat contoh homonim yang disebutkan di atas. Penambahan makna suatu kata ditentukan dari konteks kalimat yang digunakan. Ada sisi eksternal yaitu budaya ketika menerapkan dalam dunia nyata. Contoh-contoh diatas dapat menjadi referensi yang berguna bagi Anda.
0 Komentar 5 Contoh Homonim Dengan Kata-Kata Polisemi
Posting Komentar
Berkomentarlah sesuai topik,tidak mengandung unsur pertikaian, perpecahan, dan SARA.
Komentar dengan link hidup hanya berupa link nofollow!