Perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur tentunya akan membutuhkan contoh jurnal penyesuaian perusahaan manufaktur untuk bisa membuat jurnal penyesuaian yang baik dan tepat. Perusahaan manufaktur sendiri merupakan perusahaan yang membeli bahan baku lalu diolah menjadi barang jadi dan dijual kepada konsumen. Ciri-ciri perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur adalah pendapatannya dari penjualan produk, terdapat biaya bahan baku, overhead dan tenaga kerja, kegiatannya memproduksi barang jadi dan terdapat harga pokok penjualan.
Contoh jurnal penyesuaian terkait dengan persediaan bahan baku yaitu semisal suatu perusahaan manufaktur persediaan bahan baku awal sebesar Rp 6.000.000 dan persediaan bahan baku akhir sebesar Rp 8.500.000 maka ikhtisar biaya produksi awal sama dengan nominal awal dan ikhtisar biaya produksi akhir sama dengan nominal bahan baku akhir.
Contoh jurnal penyesuaian untuk pencatatan biaya overhead pabrik yaitu jika biaya bahan pembantu sebesar Rp 600.000 maka ditulisnya menjadi persediaan bahan pembantu dengan nominal yang sama. Untuk beban penyusutan mesin sebesar Rp 500.000 ditulis menjadi akumulasi penyusutan mesin dan untuk beban penyusutan gedung pabrik maka ditulis menjadi akumulasi penyusutan gedung pabrik.
Contoh jurnal penyesuaian untuk persediaan barang dalam proses adalah dengan memindahkan saldo yang ada pada biaya produksi di akun persediaan BDP ke akun ikhtisar. Untuk mencatat saldo yang tersedia di BDP akhir maka harus membuka akun ikhtisar biaya produksi.
Jadi dalam perusahaan manufaktur hal yang berkaitan untuk urusan akuntansi adalah persediaan, biaya pabrikasi, harga pokok produksi dan biaya produksi. Setidaknya ketiga contoh jurnal penyesuaian tadi sudah bisa memberikan gambaran Anda dalam menyusun jurnal perusahaan manufaktur.
Demikian 3 contoh jurnal penyesuaian untuk perusahaan manufaktur, semoga dapat bermanfaat.
3 Contoh Jurnal Penyesuaian Perusahaan Bidang Manufaktur
Dalam perusahaan manufaktur terdapat 3 ayat jurnal penyesuaian yang biasanya digunakan pada akhir periode. 3 jurnal penyesuaian tersebut ialah persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi. Untuk lebih jelasnya mari kita simak tentang contoh jurnal penyesuaian perusahaan manufaktur dibawah ini.Contoh jurnal penyesuaian terkait dengan persediaan bahan baku yaitu semisal suatu perusahaan manufaktur persediaan bahan baku awal sebesar Rp 6.000.000 dan persediaan bahan baku akhir sebesar Rp 8.500.000 maka ikhtisar biaya produksi awal sama dengan nominal awal dan ikhtisar biaya produksi akhir sama dengan nominal bahan baku akhir.
Contoh jurnal penyesuaian untuk pencatatan biaya overhead pabrik yaitu jika biaya bahan pembantu sebesar Rp 600.000 maka ditulisnya menjadi persediaan bahan pembantu dengan nominal yang sama. Untuk beban penyusutan mesin sebesar Rp 500.000 ditulis menjadi akumulasi penyusutan mesin dan untuk beban penyusutan gedung pabrik maka ditulis menjadi akumulasi penyusutan gedung pabrik.
Contoh jurnal penyesuaian untuk persediaan barang dalam proses adalah dengan memindahkan saldo yang ada pada biaya produksi di akun persediaan BDP ke akun ikhtisar. Untuk mencatat saldo yang tersedia di BDP akhir maka harus membuka akun ikhtisar biaya produksi.
Jadi dalam perusahaan manufaktur hal yang berkaitan untuk urusan akuntansi adalah persediaan, biaya pabrikasi, harga pokok produksi dan biaya produksi. Setidaknya ketiga contoh jurnal penyesuaian tadi sudah bisa memberikan gambaran Anda dalam menyusun jurnal perusahaan manufaktur.
Demikian 3 contoh jurnal penyesuaian untuk perusahaan manufaktur, semoga dapat bermanfaat.
0 Komentar 3 Contoh Jurnal Penyesuaian Perusahaan Bidang Manufaktur
Posting Komentar
Berkomentarlah sesuai topik,tidak mengandung unsur pertikaian, perpecahan, dan SARA.
Komentar dengan link hidup hanya berupa link nofollow!